Setelah
sempat mengalami penurunan kineraja ekonomi pada akhir tahun 2013, beberapa
indikator ekonomi Indonesia menunjukkan trend positif di awal tahun 2014.
Pemerintah mengharapkan situasi ini dapat berlanjut dan menetapkan target
pertumbuhan ekonomi sebesar 6% pada tahun 2014. Target ini merupakan upaya agar
Indonesia dapat melepaskan diri dari middle income trap, yang
mensyaratkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6-8%.
Hal
tersebut disampaikan Deputy Menteri Bappenas, Dr. Prasetijono Widjojo pada
kesempatan Informal Reflection Group on Indonesia di OECD pada tanggal
23 Januari 2014. Pertemuan ini dihadiri oleh para Duta Besar dan wakil negara
OECD di Paris serta kalangan akademisi dan sekretariat.
Beberapa
indikator positif Indonesia antara lain ditunjukkan oleh mulai stabilnya nilai
rupiah dan menguatnya indeks di Bursa Efek Jakarta. Di akhir tahun 2013 nilai
inflasi juga kembali pada angka normal setelah sebelumnya sempat terpengaruh
oleh keputusan pengurangan subsidi bahan bakar minyak.
Disadari
bahwa pengaruh situasi perekonomian global turut mempengaruhi kinerja ekonomi
Indonesia, terutama berkaitan dengan turunnya harga komoditi maupun berkurangnya
kinerja ekonomi di negara-negara tujuan ekspor Indonesia. Namun demikian,
Indonesia masih dapat menjaga performa ekonomi dan diprediksi mencatat
pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% atau kedua terbesar setelah China.
Dari sisi
investasi, Indonesia dinilai masih menjadi salah satu tujuan menarik yang
dibuktikan dari terus meningkatnya nilai investasi di Indonesia sejak tahun
2009. Untuk tahun 2013, pertumbuhan nilai FDI sedikit di bawah target yang
ditetapkan yaitu 16,2% dari target 16,5%, sementara nilai investasi dalam
negeri tercatat naik mencapai 43,3% dari 26% yang ditargetkan.
Pemilu
yang akan dilakukan oleh Indonesia pada tahun 2014 diprediksi juga akan memberi
sumbangan positif pada kegiatan perekonomian. Diharapkan pelaksanaan Pemilu
yang lancar akan semakin memperkuat pondasi perekonomian dan meningkatkan
kepercayaan terhadap Indonesia.
Selain
berusaha mengatasi masalah terkait finansial dan moneter,
Indonesia juga
melakukan berbagai upaya untuk mengatasi tantangan lain di bidang ekonomi,
seperti membangun infrastruktur, meningkatkan produktifitas tenaga kerja,
mengurangi ketimpangan ekonomi (inequality), serta menyederhanakan
proses bisnis. Dalam kaitan ini, Indonesia dapat memanfaatkan berbagai studi
yang dilakukan OECD serta belajar dari pengalaman di negara-negara OECD.
Indonesia
Informal Reflection Group
diselenggarakan oleh KBRI Paris dan OECD untuk memaparkan berbagai perkembangan
terkait situasi maupun kebijakan ekonomi dan pembangunan di Indonesia. Saat ini
Indonesia merupakan salah satu dari lima negara Key Partners bersama
Afrika Selatan, Brazil, China, dan India.
Sumber :http://www.amb-indonesie.fr/index.php?option=com_content&view=article&id=451%3Aindonesia-menargetkan-pertumbuhan-ekonomi-sebesar-6-pada-2014&lang=fr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar