Nama : Achmad Izhar S.
Kelas : 3EB20
NPM : 20211075
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC yang diadakan di
Bali dinilai tidak mampu menjawab tiga isu utama substansial yang sedang
menjadi persoalan didunia.
"Pertama, adalah krisis harga pangan, secara faktual dampak signifikannya yakni membesarnya produk impor di sejumlah negara termasuk negara Indonesia. Krisis ini dijawab membuat pasar sebesar-sebesarnya," ungkap Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice (IGJ), Riza Damanik.
"Krisis pangan ini berdampak signifikan terhadap tata kelola pangan dunia. Sebenarnya negara Asia itu produsen 40 persen sereal dan 40 persen daging, namun penduduk yang terkena kelaparan dari krisis pangan justru di Asia termasuk Indonesia. Alhasil kita lakukan impor besar-besaran yang membuat pertanian dimiskinkan dengan impor pangan,"
"Pertama, adalah krisis harga pangan, secara faktual dampak signifikannya yakni membesarnya produk impor di sejumlah negara termasuk negara Indonesia. Krisis ini dijawab membuat pasar sebesar-sebesarnya," ungkap Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice (IGJ), Riza Damanik.
"Krisis pangan ini berdampak signifikan terhadap tata kelola pangan dunia. Sebenarnya negara Asia itu produsen 40 persen sereal dan 40 persen daging, namun penduduk yang terkena kelaparan dari krisis pangan justru di Asia termasuk Indonesia. Alhasil kita lakukan impor besar-besaran yang membuat pertanian dimiskinkan dengan impor pangan,"
“Isu kedua adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia.
Perlambatan pertumbuhan tersebut sebenarnya menjadi momok yang sangat mengerikan
bagi dunia berkembang. Dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi membuat arus
modal dari negara maju akan masuk ke negara berkembang. “
"Arus modal akan bergerak, negara maju bergerak ke negara berkembang. Efeknya Indonesia yang notabenenya adalah negara berkembang akan menjadi tujuan ekspansi ke sektor – sektor strategis nasional. Dari data BPKM Juni 2013, sektor pertanian, peternakan, apalagi pertambangan itu telah banyak dikuasai oleh pihak asing,"
Isu terakhir yang belum menjawab persoalan dunia dalam forum KTT APEC di Bali adalah perubahan iklim. Forum APEC dianggap tidak serius menyelesaikan masalah emisi tersebut. Padahal, empat negara APEC dari 21 negara tersebut menyumbang 70 persen emisi karbon dunia.
"Arus modal akan bergerak, negara maju bergerak ke negara berkembang. Efeknya Indonesia yang notabenenya adalah negara berkembang akan menjadi tujuan ekspansi ke sektor – sektor strategis nasional. Dari data BPKM Juni 2013, sektor pertanian, peternakan, apalagi pertambangan itu telah banyak dikuasai oleh pihak asing,"
Isu terakhir yang belum menjawab persoalan dunia dalam forum KTT APEC di Bali adalah perubahan iklim. Forum APEC dianggap tidak serius menyelesaikan masalah emisi tersebut. Padahal, empat negara APEC dari 21 negara tersebut menyumbang 70 persen emisi karbon dunia.
Analisis menurut saya :
"Sudah komposisinya penanaman modal asing 90 persen
lebih, dan perlambatan ekonomi ini menjadi berita yang sangat menakutkan
khususnya disektor – sektor strategis nasional yang lambat laun akan dikuasai
oleh pihak asing seluruhnya. Dan justru Forum APEC digunakan industri untuk
memutihkan pembuangan emisi karbon. Oleh sebab itu, sesungguhnya yang
didiskusikan dalam forum tersebut tidak menjawab persoalan yang ada didunia
saat ini. Pangan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Iklim, justru mungkin akan
memperburuk kondisi yang terjadi saat ini,"
Sumber : OkeZone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar